Seks saat ini memang telah menjadi suatu hal yang secara terbuka menarik untuk dibahas dan dibicarakan, karena tidak dapat dipungkiri seks adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Tentunya ini sangat jauh berbeda situasinya dengan beberapa dekade lalu. Di saat arus informasi dan komunikasi tidak sederas sekarang, tidak setiap orang mau membicarakannya secara terang-terangan, sebab tidak sedikit masyarakat yang menganggap seks masih tabu buat dibicarakan.
Padahal sejak masa remaja, manusia sangat penasaran dan haus akan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan seksualitas. Keingintahuan yang besar membuat manusia berusaha terus untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Biasanya membicarakan masalah seksualitas masih dominan antar kelompok sebaya (baik itu dari teman-teman dekat, teman sekantor) maupun dari media-media lain. Sayangnya informasi yang didapat tidak selalu benar dan seringkali tidak dapat dipertanggung jawabkan. Repotnya lagi bila informasi yang salah tersebut mulai diyakini dan akhirnya selalu dipercaya sebagai pedoman untuk berperilaku seksual, malah ini terjadi turun temurun, maka akan mengundang resiko seksual juga di masyarakat kita. Informasi-informasi yang salah mengenai seks inilah yang disebut dengan mitos-mitos seks, yang tentu saja, sekali lagi tidak benar.
Mitos adalah informasi yang salah tetapi masih saja sering dianggap benar, yang telah diyakini, beredar dan populer dimasyarakat. Mitos cepat sekali berkembang di masyarakat, karena sering kali memang sangat menarik dibahas, padahal tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Masyarakat masih percaya kepada mitos karena mereka sulit mendapatkan informasi yang benar sehingga mereka dengan mudahnya menerima informasi seks yang keliru yang ada dan telah berkembang sebelumnya.
Beberapa mitos seks dan kesehatan seksual yang banyak beredar tentang laki-laki di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Mitos : Laki-laki memiliki dorongan seks yang lebih tinggi dari perempuan
Faktanya : Dorongan seks pada laki-laki dan perempuan sangat beragam. Secara mendasar hormon yang bertanggung jawab akan munculnya dorongan seksual adalah testosteron. Ternyata perempuan juga memproduksi hormon ini, dan hanya dibutuhkan sejumlah kecil saja produksi hormon ini sudah sanggup memicu dorongan seksual. Yang membedakan variasi dorongan seksual ini justru sifatnya sangat individual, penyebabnya karena kondisi fisik tubuh, psikis dan cara pandang tiap orang terhadap hubungan seksual yang juga dipengaruhi oleh pola asuh dan situasi di masa lalu. Tidak sedikit malah perempuan yang memiliki dorongan seks yang tinggi. Selain itu, tidak sedikit laki-laki yang biasa-biasa saja terhadap hubungan seks.
2.Mitos : Ukuran penis menentukan kenikmatan seksual
Faktanya : Mitos yang keliru ini sangat populer di masyarakat. Informasi yang salah ini beranggapan bahwa semakin besar penis akan semakin memuaskan sebuah hubungan seksual. Padahal ukuran penis tidak berkaitan dengan potensi seksual seseorang. Sebenarnya kepuasan seksual tidak ditentukan dari ukuran penis, melainkan oleh kemampuan penis untuk ereksi, kemampuan mengontrol ejakulasi dan komunikasi yang baik antara pasangan seksual. Sayangnya masih banyak pria yang percaya dengan mitos ini, sehingga berupaya untuk membesarkan penisnya dengan berbagai macam cara, bahkan dengan cara yang tidak ilmiah dan berbahaya bagi kesehatan. Penyuntikan silikon pada penis sering kali merusak jaringan pembuluh darah penis. Kalaupun ada ukuran penis yang memang bermasalah dalam hubungan seksual itu adalah pada mereka yang memiki ukuran penis mini yang ekstrim, yang dibawah 2,5cm yang disebut mikropenis.Ini karena gangguan hormon yang masih bisa dikoreksi sebelum pubertas. Tapi kondisi ini jarang sekali terjadi.
3. Mitos : Onani pada remaja wajar, tetapi pada laki-laki dewasa berbahaya karena dapat
menyebabkan kemandulan, rambut rontok dan lutut keropos.
Faktanya : Onani atau masturbasi biasanya dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu, misalnya belum memiliki pasangan atau ketika jauh dari pasangan, sementara dorongan seksual sedang menggelora dan tidak bisa dihentikan saat itu. Secara medis masturbasi tidak ada hubungannya dengan kemandulan atau gangguan kesuburan, rambut rontok dan lutut keropos. Dan masturbasi tergolong wajar selama tidak menggunakan alat bantu yang kotor yang bisa mengakibatkan lecet dan infeksi. Masturbasi tidak ada bedanya untuk yang dilakukan oleh remaja atau orang dewasa. Hanya saja memang sebisa mungkin jangan dilakukan setiap hari dan sering kali karena tentu saja bisa mengganggu aktivitas dan produktivitas kerja.
4. Mitos : Laki-laki yang berbulu dada tebal berarti hebat dalam hubungan seksual
Faktanya : Ini juga keliru. Hebat tidaknya seorang laki-laki dalam hubungan seksual sebagai bentuk dari potensi seksualnya ditentukan oleh lancarnya siklus respon seksualnya, jadi pada beberapa hal ditentukan oleh optimalnya dorongan seksual, lancarnya ereksi dan kekuatan mempertahankan ereksi. Jadi bukan karena jumlah banyak tidaknya rambut yang tumbuh di area tubuh. Tentu saja untuk mendukung potensi seksual ini harus disertai oleh kebugaran fisik dan komunikasi seksual yang sehat dengan pasangan.
5. Mitos : Laki-laki yang telah divasektomi akan kehilangan dorongan seksualnya
Faktanya : Vasektomi adalah tindaka operasi untuk memotong saluran sperma untuk kepentingan
kontrasepsi mantap atau sterilisasi laki-laki. Laki-laki yang telah divasektomi tidak akan kehilangan dorongan seksualnya, sebab pada vasektomi testis/buah zakar tidak dibuang dan tidak dilukai, sehingga testis tetap memproduksi spermatozoa dan hormon testosteron yang berfungsi untuk pembangkit dorongan seksual. Vasektomi tentu saja berbeda dengan kastrasi/ kebiri, dimana pada kebiri kedua testis dibuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar